Selasa, 27 November 2012



MODUL 1
PENGERTIAN DAN HAKEKAT KEUTAMAAN,
OPTIO FUNDAMENTALIS DAN OPTIO PARTICULARIS
Dr. Dominikus Nong, Pr


PENDAHULUAN

Sebagai manusia, anda dan juga sesama anda pasti mempunyai cita-cita hidup dan berusaha agar cita-cita itu dapat terwujud dengan baik. Pada dasarnya manusia mencita-citakan suatu kehidupan yang lebih baik di masa depan, di mana dia dapat mengalami dan menikmati kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. Tidak ada satu manusia pun yang mencita-citakan bagi dirinya suatu kehidupan yang tidak/kurang sejahtera dan bahagia. Apa yang dicita-citakan manusia itu, dalam bahasa moral, disebut kesempurnaan hidup. Secara khusus bagi orang beriman kristiani, kesempurnaan hidup atau hidup yang sempurna itu adalah kehidupan yang kekal, di mana manusia mengalami kebahagian yang tiada berakhir, kebahagiaan abadi di dalam dan bersama Allah.
Demi kesempurnaan hidup itulah anda dan semua orang lain berusaha dan berjuang tanpa kenal lelah, malah manusia sampai mengorbankan dirinya. Ada banyak cara atau jalan yang ditempuh, dan ada banyak faktor yang menentukan yang ikut menentukan perwujudan cita-cita itu. Ada faktor internal dalam diri manusia sendiri dan ada pula faktor eksternal di luar diri manusia. Dari sekian banyak faktor, ada satu faktor  yang amat penting dalam diri manusia, yang keberadaan dan perannya sungguh menentukan perwujudan cita-cita kesempurnaan hidup manusia. Faktor itu adalah sikap yang baik yang ada dalam batin manusia itu sendiri. Sikap yang baik itu dalam konteks moral disebut keutamaan atau kebajikan. Jadi manusia secara mutlak perlu memiliki keutamaan atau kebajikan di dalam dirinya untuk membantu dia mewujudkan cita-cita hidup yang lebih baik, yaitu: kehidupan yang bahagia sejahtera atau kehidupan yang sempurna.
Agar anda dapat lebih memahami perihal keutamaan atau kebajikan dalam hubungannya dengan perwujudan cita-cita hidup manusia akan hidup yang lebih kaik, Modul 1 ini akan membantu anda  dengan kajiannya seputar pengertian dan hakekat keutamaan, hubungan keutamaan dengan optio fundamentalis dan optio particularis dari manusia. Sehingga setelah menyelesaikan modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan secara baik dan benar tentang pengertian dan hakekat keutamaan, optio fundamentalis dan optio particularis dalam hubungannya dengan keutamaan.

Oleh karena itu, demi tercapainya tujuan yang ditetapkan di atas, Modul 1 ini akan diorganisir dalam dua kegiatan belajar berikut ini
  1. Kegiatan Balajar 1 : pengertian dan hakekat keutamaan
  2. Kegiatan Belajar 2 : optio fundamentalis dan optio particularis dalam hubungannya dengan keutamaan.

Untuk keberhasilan anda dalam mempelajari modul 1 ini, ikutilah semua petunjuk dengan cermat. Bacalah uraian beberapa kali, kerjakan latihan secara teratur dan bacalah rangkuman sebelum anda mengerjakan test formatif. Jika anda sungguh disiplin dalam mempelajari Modul 1 ini, anda pasti berhasil dan mampu menjadi mahasiswa yang mandiri.

Selamat belajar! Tuhan memberkati.


K E G I A T A N  B E L A J A R  1
Pengertian Dan Hakekat Keutamaan/Kebajikan


Istilah keutamaan atau kebajikan dalam konteks moral tentu bukan merupakan istilah yang asing bagi telinga anda. Bahkan anda sendiri sudah sering menggunakan istilah ini dalam pembicaraan atau diskusi-diskusi seputar nilai dan sikap moral manusia. Itu tandanya bahwa anda sudah memiliki pemahaman tentang keutamaan/kebajikan dalam hidup manusia, walau hanya sedikit dan belum lengkap.
Selanjutnya, melalui kegiatan belajar 1 ini yang membahas tentang pengertian dan hakekat keutamaan/kebajikan, anda akan dibantu untuk lebih memahami apa sebenarnya keutamaan/kebajikan itu dan  mampu mejelaskan dengan baik pengertian dan hakekat keutamaan yang ada di dalam diri manusia. Untuk itu bacalah uraian berikut dengan cermat, kerjakan latihan setelah membaca rambu-rambunya, dan kerjakan tes formatif setelah membaca rangkuman.

1. PENGERTIAN KEUTAMAAN SECARA ETIMOLOGIS.

Kata keutamaan atau kebajikan tentu sudah sering anda dengar dan sebut. Untuk memahami dengan baik kata tersebut, anda perlu mengetahui bahwa kata tersebut merupakan terjemahan dari sebuah kata Latin: virtus, yang secara harafiah berarti kelakian atau kelaki-lakian. Dan hal yang sering identik dengan kelaki-lakian adalah kekuatan, maka virtus berarti kekuatan.  Kekuatan yang dimaksukan oleh kata virtus bukanlah kekuatan fisik-biologis, seperti kekuatan tangan anda yang besar dan berotot. Kekuatan yang dimaksudkan oleh kata virtus adalah kekuatan mental-batiniah yang ada dalam diri manusia.
Secara khusus anda hendaknya memberi perhatian pada kata virtus sebagai kata Latin adalah kata yang berjenis perempuan (feminin). Karena dengan merujuk pada jenis kata tersebut, kekuatan yang dimaksudkan oleh kata virtus ini mau diasosiasikan dengan kekuatan yang khas pada kaum perempuan. Perempuan, yang sering dinilai lemah secara fisik, sebenarnya secara mental-batiniah kuat. Bahkan secara mental-batiniah perempuan jauh lebih kuat daripada laki-laki. Sebagai contoh: perempuan lebih tabah daripada laki-laki, perempuan lebih sabar daripada laki-laki. Kekuatan-kekuatan mental-batiniah dalam diri perempuan itu dapat dirujuk kepada dua hal, yaitu: kehalusan budi dan kelembutan hati.
Kekuatan-kekuatan mental-batiniah mesti anda pahami sebagai hal-hal yang baik atau hal-hal yang utama dalam diri manusia yang merupakan sikpa-sikap bajik atau sikap-sikap utama yang memberi cirikhas pada pribadi manusia yang baik. Oleh karena itu kata virtus akhirnya diartikan sebagai keutamaan atau kebajikan.

2. PENGERTIAN KEUTAMAAN SECARA ESENSIIL.

Berdasarkan pengertian keutamaan secara etimologis di atas, kita akan lebih mudah memahami hakekat sebenarnya dari keutamaan atau kebajikan yang ada dalam diri manusia. Secara esensiil, keutamaan atau kebajikan adalah disposisi atau sikap batin yang tetap dan pasti dalam diri manusia yang merupakan kebiasaan dan sekaligus kekuatan yang mempengaruhi manusia dari dalam dan mendorongnya untuk selalu melakukan perbuatan baik.
Dari pengertian di atas, anda dapat melihat dan memahami hakekat yang sebenarnya dari keutamaan atau kebajikan itu. Pada intinya, keutamaan atau kebajikan adalah sikap (disposisi) yang ada dalam batin manusia. Sikap batin tersebut harus bersifat tetap, selalu ada dalam diri manusia dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu, dari peristiwa ke peristiwa (kemarin anda jujur, hari ini anda jujur, besok juga anda jujur, dst.). Keutamaan adalah suatu ketetapan hati/batin manusia. Selain itu sikap batin tersebut harus bersifat pasti, selalu mantap dalam batin manusia dan tidak tergoyahkan oleh situasi-situasi hidup yang dihadapi. Keutamaan adalah suatu kemantapan hati/batin manusia.
Sikap batin yang tetap dan pasti itu hadir dalam diri manusia sebagai suatu kebiasaan dan sekaligus kekuatan. Anda tentu mengerti apa yang dimaksudkan dengan kebiasaan dan kekuatan. Keutamaan atau kebajikan merupakan suatu kebiasaan (moral) hati atau kebiasaan hidup yang selalu ada dan dihayati terus-menerus dan bertahan sepanjang hidup (anda biasanya adil, Mery biasanya rendah hati). Jika keutamaan sudah menjadi kebiasaan hati manusia, maka keutamaan pasti menjadi suatu kekuatan (virtus) hati atau kekuatan hidup yang sungguh berdaya di dalam diri manusia.
Keutamaan atau kebajikan sebagai kekuatan dalam diri manusia selalu bekerja di dalam diri manusia. Anda bisa membayangkan bagaimana kekuatan ini bekerja dalam diri anda sendiri. Kekuatan itu pertama-tama akan mempengaruhi pribadi manusia, terutama hati, jiwa, pikiran dan tenaga manusia. Dan karena mampu mempengaruhi seluruh diri manusia, maka kekuatan itu juga akan sanggup menggerakkan manusia dari dalam dan mendorong manusia untuk mewujud-nyatakannya dalam tindakan atau perbuatan yang baik (sikap hati yang jujur akan terus mendorong anda untuk mengatakan ya kalau ya dan tidak kalau tidak, sikap adil akan terus mendorong anda untuk selalu menghormati hak orang lain).
Tentang perbuatan baik sebagai dampak atau perwujudan dari keutamaan tidak boleh kita pahami menurut perasaan atau pikiran pribadi kita (saya rasa baik, saya pikir baik, menurut saya baik). Perbuatan baik secara moral adalah tindakan yang dilakukan manusia sesuai dengan prinsip-prinsip moral, nilai-nilai moral dan norma-norma moral.



LATIHAN

            Setelah anda membaca dan mempelajari dengan sungguh-sungguh materi di atas, sekarang anda mendapat tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan berikut ini. Tapi sebelum mengerjakannya, bacalah dengan teliti pertanyaan- pertanyaan atau suruhan-suruhan yang diberikan.

  1. Jelaskan secara singkat dan padat tentang arti keutamaan/kebajikan secara etimologis!
  2. Apa itu keutamaan/kebajikan secara esensill?
  3. Jelaskan secara singkat dan padat tentang unsure-unsur hakiki dari keutamaan/ kebajkan!

RANGKUMAN

Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal berkenaan dengan pengertian keutamaan atau kebajikan.
Pertama, sesuai dengan etimologinya (virtus), keutamaan merupakan kekuatan pribadi manusia. Kekuatan ini tidak bersifat fisik-biologis, melainkan bersifat  mental-batiniah manusia. Jadi keutamaan adalah kekuatan mental-batiniah dalam diri manusia, yang dapat dirujuk kepada kehalusan budi dan kelembutan hati.
Kedua, pada hakekatnya keutamaan dalam diri manusia berwujud sikap batin yang tetap dan pasti. Keutamaan ada di dalam batin manusia sebagai  kebiasaan dan sekaligus kekuatan batin manusia. Keutamaan berfungsi mempengaruhi pribadi manusia sedemikian rupa sehingga terdorong manusia untuk bertindak. Keutamaan bertujuan memampukan manusia melakukan perbuatan baik.
Ketiga, keutamaan/kebajikan merupakan hal yang esensiil dalam diri manusia, yang keberadaan dan perannya sungguh menentukan perbuatan manusia. Dengan memiliki keutamaan, manusia akan mampu mewujudkan perbuatan baik. Sebaliknya, tanpa keutamaan manusia tidak akan mampu berbuat baik.

TES FORMATIF 1

            Dengan mempelajari materi yang disajikan di atas dan membaca rangkumannya secara cermat, sekarang anda dipersilahkan mengerjakan soal-soal tes formatif dengan maksud untuk mengetahui tingkat penguasaan anda atas materi yang sudah dipelajari. Namun, sebelum anda mengerjakannya, bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan yang diberikan.

Buatlah lingkaran pada jawaban yang anda pandang sebagai jawaban yang paling benar!
  1. Istilah keutamaan merupakan terjemahan dari sebuah kata bahasa Latin, yaitu:
A.    Virtas
B.     Virtus
C.     Viris
D.    Virus
  1. Secara etimologis, keutamaan berarti kekuatan. Kekuatan yang dimaksud adalah:
A.    Kekuatan Fisik
B.     Kekuatan Mental
C.     Kekuatan Rohani
D.    Kekuatan Mental-Batiniah
  1. Secara hakiki keutamaan ada dalam diri manusia suatu sikap, yang dinamakan:
A.    Sikap Jiwa
B.     Sikap Badan
C.     Sikap Budi
D.    Sikap Batin
  1. Keutamaan merupakan kekuatan dalam diri manusia yang berfungsi:
A.    Mempengaruhi dan mendorong manusia untuk berpikir baik
B.     Mempengaruhi dan mendorong manusia untuk bersikap baik
C.     Mempengaruhi dan mendorong manusia untuk berbuat baik
D.    Mempengaruhi dan mendorong manusia untuk berkata baik
  1. Tanpa keutamaan, manusia tidak akan mampu melakukan hal berikut:
A.    Besikap baik
B.     Berkata Baik
C.     Berbuat baik
D.    Berpikir Baik
  1. Perbuatan manusia dinilai sebagai perbuatan baik apabila perbuatan itu sesuai dengan hal-hal berikut, kecuali:
A.    Prinsip-prinsip moral
B.     Nilai-nilai moral
C.     Kebebasan moral
D.    Norma-norma moral

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdpat di akhir modul ini. hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar tersebut.
Rumus :
                                                            TP = JJB  x 100%
                                                                      JTF
Keterangan :
1.      JJB = Jumlah jawaban Anda yang benar
2.      JTF = Jumlah soal Tes Formatif
3.      TP = Tingkat Penguasaan

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
·         90% - 100%       = baik sekali
·         80% - 89%         = baik
·         70% - 79%        = cukup
·         - 60%                           = kurang

            Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 %  ke atas, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikut. Bagus! Tetapi jika nilai Anda di bawah 80% Anda harus mengulangi kembali kegiatan belajar 1 terutama bagian yang belum Anda kuasai.



K E G I A T A N  B E L A J A R  2
Optio Fundamentalis Dan Optio Particularis
Dalam Hubungan Dengan Keutamaan


Melalui Kegiatan Belajar 1 anda tentu sudah memahami dengan baik apa sebenarnya keutamaan atau kebajikan sebagai sikap batin yang tetap dan pasti dalam diri anda. Selanjutnya anda akan melihat dan memahami keutamaan sebagai sikap batin manusia sesungguhnya memiliki hubungan yang erat dengan optio fundamentalis dan optio particularis dari manusia. Kegiatan Belajar 2 ini menguraikan tentang apa itu optio fundmentalis dan bagaimana hubungannya dengan keutamaan, serta hubungan optio fundamentalis dengan optio particularis. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 ini, anda diharapkan mampu menjelaskan  pengertian optio fundamentalis dan optio particularis, serta mampu menunjukkan hubungannya yang erat dengan keutamaan. Untuk itu bacalah uraian berikut dengan cermat, kerjakan latihan setelah membaca rambu-rambunya, dan kerjakan tes formatif setelah membaca rangkuman.

1. OPTIO FUNDAMENTALIS.

Anda dan semua orang lain tentu memiliki cita-cita menyangkut hidup dan diri anda ke depan. Anda sesungguhnya mau jadi apa? Pertanyaan ini pada hakekatnya berkaitan dengan satu hal yang amat mendasar dalam hidup setiap dan semua manusia, yaitu: Optio Fundamentalis.
Secara etimologis, istilah optio fundamentalis adalah suatu istilah Latin yang berarti Pilihan Dasar atau Putusan Dasar. Istilah ini mau mengungkapkan bahwa di dalam diri anda dan semua orang lain terdapat suatu pilihan atau putusan yang mendasar menyangkut diri anda dan semua orang lain selama hidup. Berdasarkan arti etimologis tersebut, kita dapat merumuskan apa itu optio fundamentalis. Secara esensiil, optio fundamentalis adalah pilihan dasar atau putusan dasar dari manusia untuk menjadi manusia yang baik.
Anda dan semua orang lain, tanpa pengecualian, pada dasarnya sudah memilih atau memutuskan bagi sendiri untuk menjadi manusia yang baik di dalam hidup ini. Tidak ada satu manusia pun dalam hidup ini, dari dasar lubuk hatinya, memilih untuk menjadi manusia yang jahat. Karena orang yang nampaknya jahat (semisal pencuri, perampok, pembunuh) sebenarnya juga telah memilih untuk menjadi manusia yang baik walau cara hidupnya bertentangan dengan pilihan dasarnya. Bahkan orang yang nyatanya jahat sebenarnya juga memilih bagi orang lain supaya menjadi manusia yang baik. Anda tentu ingat kata-kata Yesus: “ tidak ada seorang bapak pun yang memberi kepada anaknya ular ketika anaknya minta ikan, atau kalajengking ketika anaknya minta telur..... Jadi kamu yang jahat saja tahu memberi yang baik..... apalagi Bapakmu yang di surga.” Kata-kata Yesus ini mau meyakinkan kita bahwa semua manusia pada dasarnya dan dari kodratnya baik dan mau mewujudkan yang baik itu untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Karena Allah yang menciptakan manusia adalah sungguh baik dan Dia menghendaki agar semua orang menjadi manusia yang baik.
Dalam konteks moral keutamaan, optio fundamentalis itu pada hakekatnya merupakan suatu sikap dasar dalam diri manusia menyangkut dirinya dan juga orang lain. Sebagai sikap dasar, optio fundamentalis menjadi motif dasar dan sekaligus arah dasar bagi setiap manusia dalam bersikap dan bertindak terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.

2. OPTIO PARTICULARIS

Pilihan atau putusan dasar untuk menjadi manusia yang baik merupakan suatu pilihan umum dan mendasar pada semua manusia. Pilihan dasar ini boleh dikatakan masih abstrak dan membutuhkan perwujudannya secara konkrit dalam diri setiap manusia. Karena dengan pilihan dasar itu manusia tidak akan secara otomatis langsung menjadi manusia yang baik. Menjadi manusia yang baik justru terjadi dalam suatu proses panjang selama manusia hidup. Bagaimana manusia dapat mewujudkan optio fundamentalisnya?
Perwujudan optio fundamentalis “menjadi manusia yang baik” tidak bisa kita pikirkan dan tidak mungkin terjadi tanpa Optio Particularis. Secara etimologis, optio particularis berarti pilihan atau putusan khusus. Setiap manusia mesti membuat pilihan khusus dan konkrit untuk dirinya. Pilihan khusus ini dapat terjadi lebih dari satu, ada yang berjangka waktu pendek dan ada pula berjangka panjang.
Optio particularis atau pilihan khusus ini hendaknya kita pahami sebagai bagian yang tak terpisahkan dari optio fundamentalis. Ia merupakan penjabaran lebih konkrit dari optio fundamentalis. Karena itu optio particularis merupakan jalan atau cara khusus dan konkrit yang dipilih oleh setiap manusia dalam hidupnya guna mewujudkan pilihan dasarnya menjadi “manusia yang baik”.  Ada yang memilih menjadi petani dan nelayan, ada yang memilih menjadi guru dan dosen, ada pula yang memilih menjadi pedagang dan pengusaha, dsb. Dengan menjadi petani yang baik, seorang manusia dapat mewujudkan dirinya menjadi manusia yang baik, atau dengan menjadi guru yang baik, seorang manusia dapat mewujudkan dirinya menjadi manusia yang baik.
Dalam konteks religius kristiani, optio particularis harus kita pahami sebagai suatu panggilan hidup khusus yang dikehendaki oleh Allah untuk setiap orang. Allah yang memanggil setiap orang untuk menjalani suatu bentuk hidup tertentu guna mewujudkan kebaikan dan kebahagiaan bagi dirinya dan bagi orang lain. Ada yang dipanggil dan dipilih menjadi imam dan biarawan/ti, ada yang dipilih menjadi katekis dan petugas pastoral, ada yang dipilih menjadi bapak dan ibu keluarga, dsb.






3. HUBUNGAN KEUTAMAAN DAN OPTIO FUNDAMENTALIS

Setelah memahami keutamaan dan optio fundamentalis serta optio particularis, kini anda pun bisa menjelaskan bagaimana hubungan yang erat antara keutamaan dan optio fundamentalis. Hubungan itu dapat dijabarkan sebagai berikut.
Pertama, keutamaan dan optio fundamentalis sama-sama merupakn sikap dalam diri manusia. Keutamaan sebagai sikap bajik dalam batin manusia, sedangkan optio fundamentalis merupakan sikap dasar manusia terhadap diri dan hidupnya.
Kedua, optio fundamentalis merupakan akumulasi dari keutamaan-keutamaan dan sekaligus merupakan puncak dari keutamaan. Manusia yang baik adalah manusia yang dalam dirinya terdapat penimbunan atau penumpukan berbagai keutamaan. Manusia yang baik merupakan puncak dari suatu jalinan spiral keutamaan-keutmaan. Manusia yang baik adalah manusia yang dalam dirinya penuh dengan keutamaan-keutamaan. Manusia yang baik adalah manusia yang kaya akan keutamaan, sebaliknya manusia yang tidak baik (jahat) adalah manusia yang miskin akan keutamaan. Manusia yang baik adalah manusia yang memiliki sikap jujur dan adil, sederhana dan rendah hati, tulus dan iklas, setia dan taat, murah hati dan belaskasih, dsb.
Ketiga, optio fundamentalis hanya mungkin terwujud dengan baik apabila di dalam diri manusia ada keutamaan-keutamaan, sebaliknya optio fundamentalis tidak akan terwujud dengan baik apabila di dalam dirinya tidak ada keutamaan-keutamaan. Perwujudan diri menjadi manusia yang baik selalu mengandaikan adanya sikap-sikap bajik dalam diri manusia. Manusia yang terus-menerus membiasakan dirinya dengan sikap-sikap bajik pasti akan mampu menjadi manusia yang baik. Manusia yang tidak membiasakan diri dengan sikap-sikap bajik akan sulit menjadi manusia yang baik.

LATIHAN
           
Setelah anda membaca dan mempelajari dengan sungguh-sungguh materi di atas, sekarang anda mendapat tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan berikut ini. Tapi sebelum mengerjakannya, bacalah dengan teliti pertanyaan- pertanyaan atau suruhan-suruhan yang diberikan.

  1. Jelaskan secara singkat dan padat tentang optio fundamentalis sebagai pilihan atau putusan dasar dari manusia!
  2. Jelaskan secara singkat dan padat tentang optio particularis sebagai pilihan khusus dari manusia!
  3. Jelaskan secara singkat dan padat tentang hubungan antara keutamaan dan optio fundamentalis/optio particularis!

RANGKUMAN

Dari uraian di atas, kita boleh menyimpulkan beberapa hal penting berkenaan dengan optio fundamentalis dan optio particularis, serta hubungan antara optio fundamentalis dengan keutamaan
 Pertama, setiap dan semua manusia, tanpa pengecualian, dari kodratnya memiliki pilihan atau putusan dasar yang sama, yaitu “menjadi manusia yang baik”. Pilihan atau putusan dasar tersebut merupakan sikap dasar dari manusia terhadap diri dan hidupnya. Optio fundamentalis, selain sebagai sikap dasar manusia, juga merupakan tujuan utama dari hidup manusia. Tanpa optio fundamentalis, hidup manusia akan berjalan tanpa dasar yang kokoh, tanpa motivasi yang kuat dan tanpa orientasi yang jelas.
Kedua, optio fundamentalis dari manusia menjadi nyata dan konkrit melalui optio particularis. Optio particularis  adalah pilihan atau putusan khusus dari setiap manusia sebagai jalan atau cara atau panggilan hidup setiap orang untuk mewujudkan pilihan dasarnya menjadi manusia yang baik.
Ketiga, optio fundamentalis berhubungan erat dengan keutamaan, karena kedua-duanya merupakan sikap di dalam diri manusia yang terarah kepada kebaikan dan kebahagiaan manusia. Optio fundamentalis - menjadi manusia yang baik, merupakan puncak dari lingkaran spiral keutamaan-keutamaan. Karena itu menjadi manusia yang baik hanya mungkin terwujud kalau manusia memiliki dalam dirinya tumpukan keutamaan-keutamaan. Manusia yang baik adalah manusia yang kaya akan keutamaan-keutamaan hidup.

TES FORMATIF

            Dengan mempelajari materi yang disajikan di atas dan membaca rangkumannya secara cermat, sekarang anda dipersilahkan mengerjakan soal-soal tes formatif dengan maksud untuk mengetahui tingkat penguasaan anda atas materi yang sudah dipelajari. Namun, sebelum anda mengerjakannya, bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan yang diberikan.

Buatlah lingkaran pada jawaban yang anda pandang sebagai jawaban yang paling benar!
  1. Istilah optio fundamentalis adalah sebuah istilah bahasa Latin, yang berarti:
A.    Keinginan dasar
B.     Kesepakatan dasar
C.     Keputusan dasar
D.    Ketetapan dasar
  1. Istilah optio particularis adalah sebuah istilah bahasa Latin, yang berarti:
A.    Keputusan khusus
B.     Kesepakatan khusus
C.     Ketetapan khusus
D.    Keinginan khusus
  1. Semua manusia dalam hidupnya, secara mendasar, memilih untuk menjadi:
A.    Manusia yang berguna
B.     Manusia yang berhasil
C.     Manusia yang baik
D.    Manusia yang santun
  1. Optio particularis berhubungan erat dengan optio fundamentalis, karena:
A.    Optio particularis menjadi dasar dari optio fundamentalis
B.     Optio particularis adalah bagian integral dari optio fundamentalis
C.     Optio fundamentalis adalah perwujudan dari optio particularis
D.    Optio particularis adalah perwujudan dari optio fundamentalis
  1. Menjadi seorang katetis yang baik merupakan cara/jalan untuk mewujudkan:
A.     Optio particularis
B.     Optio prima
C.     Optio fundamentalis
D.    Optio secunda
  1. Hubungan antara keutamaan dengan optio fundamentalis dan optio particularis terletak dalam hal berikut:
A.    Sama-sama merupakan sifap dalam diri manusia
B.     Sama-sama merupakan keinginan pribadi manusia
C.     Sama-sama merupakan keputusan pribadi manusia
D.    Sama-sama merupakan sikap dalam diri manusia
7.      Seorang manusia sungguh dapat disebut manusia yang baik, apabila ia memiliki di dalam dirinya hal berikut:
A.    Kekayaan pengetahuan moral
B.     Kekayaan kehendak
C.     Kekayaan kebajikan/keutamaan
D.    Kekayaan kebijaksanaan

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdpat di akhir modul ini. hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar tersebut.

Rumus :
                                                            TP = JJB  x 100%
                                                                      JTF
Keterangan :
4.      JJB = Jumlah jawaban Anda yang benar
5.      JTF = Jumlah soal Tes Formatif
6.      TP = Tingkat Penguasaan

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
·         90% - 100%       = baik sekali
·         80% - 89%         = baik
·         70% - 79%        = cukup
·         - 60%                           = kurang

            Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 %  ke atas, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan pada modul berikut. Bagus! Tetapi jika nilai Anda di bawah 80% Anda harus mengulangi kembali kegiatan belajar 2 terutama bagian yang belum Anda kuasai.


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes formatif 1                         Tes formatif 2
1.      B                                   1.       C
2.      D                                   2.       A
3.      D                                   3.       C
4.      C                                 4.        D
5.      C                                   5.       C
6.      D                                   6.       D
7.      C                                   7.       C


DAFTAR PUSTAKA

Aubert, Jean-Marie (1991) terj, Compendio Morale Cattolica, Milano: Edizione Paoline.
Chang, William (2002), Menggali Butir Butir Keutamaan, Jogyakarta: Kanisius.
Pazhayampallil, Thomas (1984), Pastoral Guide: Moral-Canonical-Liturgical, Vol.1,
                     Bangalore: KJC Publications.
Peschke, Heinz K. (2003) terj, Etika Kristiani, Jilid I, Maumere: Ledalero.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar